Our Love Story
Tahun 2019 adalah pertemuan pertama kami, sebuah ketidaksengajaan yang bersumber dari satu jenis makanan yaitu DONAT. Iya donat hehe, terkesan biasa saja tapi darisana lah cerita kami dimulai. Berjalannya waktu, kami mulai mengenal satu sama lain dan paham tentang kondisi tersulit untuk kami agar tetap bisa bersama. Jarak, kondisi, waktu, lingkungan, kepercayaan, keraguan, tangisan, itu sudah menjadi bagian dari kami waktu itu karna kami percaya jika kami tetap bersama maka akan banyak air mata yang turun. Kami hanya berpegang pada keyakinan masing-masing jikalau kami ditakdirkan berjodoh maka sebesar apapun badainya kami akan tetap bersama.
Dan yaa, akhir tahun 2019 sampai pertengahan tahun 2020 ternyata badai yang kami lalui begitu besar dan salah satu dari kami memilih menyerah dan seiring berjalannya waktu keduanya menyerah. Rasa hampa yang menyelimuti, pikiran kosong, perasaan tak karuan, perasaan yang tidak bisa di utarakan seakan-akan ada bagian penting yang hilang dari diri kami dan perasaan itu dirasakan keduanya.
Berbulan-bulan telah kami lalui, kehilangan adalah salahsatu kalimat yang kami benci. Perasaan yang menggebu-gebu dan sebuah kebetulan yang luar biasa yaitu kami saling mencari, mencari bagian penting yang hilang dari diri kami dan ternyata bagian penting yang hilang dari diri aku adalah kamu dan bagian penting yang hilang dari diri kamu adalah aku.
Pertengahan tahun 2020 adalah tahun dimana kami mengira semuanya akan baik-baik saja ternyata semakin banyak hal sulit yang kami hadapi, kesabaran kami benar-benar di uji, rasa ragu yang selalu jadi masalah setiap kami berkomunikasi. Rasa ragu yang selalu bersumber dari “status”, karena kami tidak ingin adanya status pacaran, dari kenyamanan itu kami semakin yakin bahwa tidak perlu menjadi pacar untuk menjalin hubungan yang dewasa dan kami menjalankan “komitmen” dan “privacy”, menjalin hubungan tanpa tanggal jadian, menjalani hubungan tanpa mansiversarry dan tanpa anniversary karna kami tidak punya tanggal khusus terhadap sebuah hubungan yang kami jalani. Sebuah pembuktian dari seorang laki-laki bukan hanya dari ucapan, tapi dari sedikit harta yang ia punya (cincin) karna hanya itu saja yang membuat yakin kami dan keluarga.
Tahun 2019 sampai awal tahun 2023 kami jalani dengan penuh perjuangan dan pengorbanan, rasa ragu yang semakin besar dan sekali berucap (“aku belum mampu membuktikan apapun, jika dalam waktu dekat ada yang melamarmu dan baik akhlaknya, baik sikapnya maka terima lah, aku tidak apa-apa”) dan darisana semakin yakin bahwa kami benar-benar saling menginginkan. Sabar sudah menjadi bagian dari hubungan kami..
Tepat tanggal 23 Juli 2023 akhirnya cinta itu dapat dibuktikan dengan adanya tunangan, kami dan keluarga semakin yakin bahwa mulai sekarang tidak ada yang memisahkan kami selain kematian. Meskipun hubungan tetap privacy dan jarak yang jauh tapi kami yakin bahwa simbol cinta ini (cincin) yang membuat kami selalu dekat.
Tanggal 20 September 2025 kami memutuskan untuk mengikrarkan janji suci pernikahan. Saat ijab terucap maka Arsy-Nya berguncang karena beratnya perjanjian yang dibuat didepan Allah, dengan disaksikan para malaikat dan manusia. Setelah itu perjalanan cinta kami dimulai kembali dan kami akan membuat keluarga kami hangat, banyak kebahagiaan dan air mata bahagia didalamnya. Anugerahkanlah pasangan yang sholeh/sholeha, semoga kelak kami menjadi orang tua yang dapat memberikan yang terbaik untuk anak-anak kami dengan agama dan cinta kasih sehingga tercipta keluarga kecil dan berikan kebahagiaan kepada semua orang yang mengucapkan “Aamiin” dan jadikanlah keluarga kami Sakinah Mawadah Warrahmah.
Aamiin Yaa Rabbal’ Alaamiin..