Pertemuan kami berawal dari sebuah organisasi mahasiswa di kampus.
Faaiq seorang kakak tingkat dan Nadya adalah mahasiswa baru.
Kami sering berada dalam satu ruangan, membahas program kerja, atau sekadar berbagi tugas himpunan, namun saat itu, semuanya terasa biasa saja.
Tak ada yang mengira, bahwa waktu akan mempertemukan kami kembali dalam cerita yang berbeda. Setelah lulus, jarak memisahkan kami.
Tinggal di pulau yang berbeda, dengan jalan hidup yang berbeda pula.
Kami tidak saling mencari, tapi takdir punya rencana yang jauh lebih indah. Sebuah penugasan dinas membawa Nadya ke Pekanbaru, kota tempat Faaiq tinggal.
Faaiq sempat mengajak bertemu, namun padatnya jadwal membuat pertemuan itu belum terwujud. Meski tak bertatap muka, momen ini menjadi pintu pembuka yang menghubungkan kami kembali. Setelah banyak percakapan, keyakinan mulai tumbuh. Untuk membuktikan keseriusannya, Faaiq memutuskan pindah ke Jakarta, sebuah langkah besar demi mendekatkan jarak dan hati. Pada tanggal 5 Juni 2025, Faaiq datang bersama keluarganya untuk menyampaikan niat baik dan mengajak Nadya melangkah ke jenjang yang lebih serius.
Dan ajakan itu dijawab dengan senyuman dan restu.
“Kadang jalan hidup bisa saja berputar jauh hanya untuk membawa dua orang kembali ke titik yang paling tepat, berdampingan untuk selamanya.”