Hari demi hari, waktu demi waktu, perasaan ini mulai semakin menguat, entah apa yg terjadi akupun tidak mengerti, rasa sakitku yang dulu, masih terasa, namun semenjak bersamanya hati ini mulai pulih, dan ketika hati ini mulai pulih aku mulai terbesit sebuah kata yg mungkin aku tidak akan aku ucapkan, sebuah kata yg aku pikir tidak akan terjadi , kata yg mungkin hanya akan aku katakan sekali seumur hidup “mau kah kau menjadi istriku?” sebuah kata yg membuat aku terkaget kaget, jujur saja aku berfikir dan aku merasa bahwa jawaban yg aku inginkan itu tidak akan terucapkan olehmu sebuah jawaban yg membuat hidupku berubah 187 derajat, jawaban yang membuat diriku manjadi laki laki pemberani yg akan menemui kedua orangtua mu dengan niat “bismillah” ketika kamu mengucapkan “ya aku ingin menjadi istri mu” lalu hati ini merasa tertegun bahwa akhirnya diri ini hati ini menemui tambatan hati yang telah lama di cari